Senin, 04 Juli 2011

pengalaman menarik


PERJALANAN PANJANG KE DESA MAKMUR

Pada tanggal 29 juni 2011, pda hari rabu adalah sebuah peristiwa yang sangat mengesankan buat kami, sungguh kami tak menyangka akan mengisi pengajian isra’mi’raj di sebuah masjid besar di desa makmur kecamtan sebuku kabupaten nunukan.
Kami berengkat pada pukul 05.35 dari malino, kami menyebrangi kampong-kampung an gunung-gungung. Luarbisa takmenyangka bahwa di sebuah gunging dan di plosuk bukit terdapat sebuah kamoung yang kebanyakan dari mereka adalah suku asli dari kalimantn yaitu suku dayak. Di pertenganhan jalan kami tersesat, kami memasuki daerah loging atua bisa di sebut daerah hutang kelapa sawit yang luasnya sebatas mata memandang. Kami tersesat hingga sejauh kurang lebih 4 km, jadi kami harus putar balik. Jadi sejauh 4 km kami beru mendapatkan orang dan alhamduliilah orang tersebut bisa menunjuan arah kami,
Sampai di tujuan tepat pukul 08.45 di sebuah desa makmur kecamatan sebuku kabupatan nunukan. Kami langsung menuju masjid yang berada di desa tersebut. Dan ternyata kedatangan kami sudah di tunggu-tunggu. Kami mengisi krang lebih 30 menit dan berkat karunia Allah kami bisa mengisi pengajian tersebut.
Di desa tersebut kami bermalam, kami pulang pada pukul 13.15, dan kami juga tidak lupa untuk berkeliling di desa tersebut, desa tersebut terdiri dari 4 SP, dan masing-masing SP terdapat 30- 40 kepala keluarga. Kami heran dengan masyaakat di sana, kami merasa bahwa disana meupakan masyarakat transigrasi, merek semua bukan penduduk asli dan yang kami merasa haran manakala kami berkeliling kami mendapati penduduk asli betempat tingal jauh dengan keramaian atau mereka tinggal menjauhi perkampugan orang-oang pendatang.
Desa tersebut merupakan desa yang berbatasan langgung dengan malaisia, dan kami pun juga melewati pembatas tersebut, ternyata pembatas Negara bukan pakai pagar yang tinggi atau tembok yang menjulang tinggi dan kokoh tapi pembatas Negara kita dengan malaisia hanya sekedar potongan kayu ulin dengan ukuran kira-kira 1 meter dengan di tancapkan masing-masing jaraknya kurang lebih 3-4 meter dengan di batasi dengan kawat geruji.
Penduduk asli atau suku dayak, mereka masih betempat tinggal di daerah terpencil, bisa di dekat sungai atau didekat perairan atau mereka di hutan-hutan. Ketika kami pulang dari desa tersebut kami menjumpai papan tulisan dengan tulisanya “Rumah Adat Suku Dayak”. Anaehnya tulisan itu berada di tengah-tengah hutan yang lebat dan jalan yang menunjukan arah itu pun rasa-rasanya seperti bukan jalan manusia, tapi memeng betul di sana terdapat sebuah kampung yang masih di bilang sederhana sekali. Tapi ada juga yang sudah terbilang modern, mereka sudah banyak bergaul dengan masyarakat bahkan mereka boleh di bilang suku yang mirip dengan suku cina. Orangnya putih, bermata sipit dan majahnya ada kemiripan dengan orang cina.
Di samping itu juga kami mendapatan ada beberapa kampug di tengah-tengah hutan, yang kami ingat ada kampung bernama kinyi, lubis, dan kaimana. Sebenarnya masih banyak yang lain, Cuma itu yang kami ingat. kami sampai di pon-pes cabang malino sekitar pukul 17.30. itulah sekilas pengalaman kami semala 2 hari tinggal di malino.

PERJALANAN PEJUANG
Sudah sekitar 7 hari kami berada di kabubaten malino, atau tepatnya di pon-pes Hidayatullah cabang Malino. Kegiatan kami masih sekitar kerja bakti, baik memindah-mindahkan barang-barang sekolah yang masih tahap pembangunan, membuat rak-rak sepatu dan membuat lemari gantung, ini semua yang sedang kami lakukan sampai saat ini, sudah 7 hari kami tinggal masih seperti itu yang kami lakukan. Dan insyaAlah kami bersam seluruh santri di sini akan melaksanakan kerjabakti missal guna membongkar gedung TK yang lama, dan sekaligus menghadiri akiqah salah seorang warga desa ini, acara tersebut tepat pada hari Ahad tgl 03 Juli 2011.
Proses pembongkaran di dahului dengan melepaskan papan bawah atau papan yang menjadi laintai, biasa di sini itu jarang di jumpai lantainya pakai keramik atau dengan tanah meliankan semuanya menggunakan papan atau kayu. Kemudian setelah itu pelepasan atap atau gentengnya kemudian di lanjutkan dengan pembongkaran pondasi dan lain sebagainya
Kerja bakti selesai saat azan magrib berkumansdang, semua pekerjaan semuanya telah habis, kayu dan papan semuanya telah selesai di angkut oleh truk, kami semuanya membubuarkan diri kembali ke rumah masing-masing. Kerja yang di mulai pagi hari tepat pukul 09.00 setelah melakukan morning spirit (kordinasi dan informasi) beserta persiapan alat dan perjalanan menuju lokasi Alhamdulillah selesai juga.
Senin, 04 juli 2011 adalah hari dimana program puasa sunnah dan shalat tahajjud berjama’ah di malamnya, tapi pada hari ini progam yang di canangkan tidak berjalan untuk shalat malamnya, mungkin kami mengira kami semuanya dalam keadaan cape semua, dengan setamina yang telah dikuras habis dalam kerja bakti kemarin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar