Rabu, 18 Januari 2012

Al-QIYADAH, GERAKAN MERUSAK ISLAM Oleh: Masyhud SM.


1. Latar belakang
Kronologi berdirinya Ahmadiyah mirip dengan lahirnya Al-Qiyadah yang didirikan oleh Ahmad Moshaddeq. Enam tahun silam, dalam penggerebegan terhadap pendeta Edi Sapto, pendiri Sekolah Tinggi Teologi (STT) Dian Kaki Emas di Bekasi yang menyekap sekitar 72 pemuda muslim Gorontalo, tim FAKTA (Forum Anti Gerakan Pemurtadan) menemukan dokumen bahwa Ahmad Mushaddeq termasuk orang yang dibina oleh STT tersebut dan STT Apostolos Jakarta yang didirikan oleh pendeta Prof. Dr. Yusuf Roni.

Dalam buku tulisannya sendiri “Almasih Almau’ud dan Rohul Kudus dalam Perspektif Taurat, Injil dan Al-Qur’an” dan “Menyingkap Tabir Pemisahan Yesus Kristus dari Sejarah,” Ahmad Mushaddeq menyatakan bahwa setelah berpuasa 40 hari 40 malam, dia mendapat-kan wahyu dari Allah di gua gunung Bunder Bogor, kemudian mengkonfirmasikannya kepada seorang ahli kitab (pakar Kristologi) yang menggagas Islam hanif.
Yang dimaksud seorang Ahli kitab pakar Kristologi itu sudah dikenal lama oleh tim FAKTA, yaitu pendeta Kristen Advent yang bernama Dr. Robert Walean, pendiri Last Events Duty Institute Jakarta (baca tempo, 3 Juli 2005). Tim FAKTA juga memiliki rekaman yang pernah ditunjukkan ke MUI pusat untuk membuktikan bahwa Robert Walean terlibat dalam kegiatan Al-Qiyadah. Dari sinilah kita bisa mengambil kesimpulan, bahwa Al-Qiyadah adalah hasil konspirasi Kristen.
Adapun latar belakang berdirinya Ahmadiyah antara lain:
2. Ahmad Mushadeq Mengaku Nabi sesudah nabi Muhammad saw.
Pengakuan ini berdasarkan penyelewengan penafsiran Al-Qur’an surat al-Ahzab : 40 yang berbunyi:
$¨B tb%x. î£JptèC !$tr& 7tnr& `ÏiB öNä3Ï9%y`Íh `Å3»s9ur tAqߧ «!$# zOs?$yzur z`¿ÍhŠÎ;¨Y9$# 3 tb%x.ur ª!$# Èe@ä3Î >äóÓx« $VJŠÎ=tã
"Muhammad itu sekali-kali bukanlah bapak dari seorang laki-laki di antara kamu, tetapi dia adalah Rasulullah dan penutup nabi-nabi. dan adalah Allah Maha mengetahui segala sesuatu."  (Q.S. 33 al-Ahzab 40)
Dalam pandangan Ghulam Ahmad kalimat “khataman nabiyyin” pada ayat tersebut artinya bukan "penutup para nabi", melainkan  “al-Muhru an-nabiyyin ” (cincin para nabi) atau “afdhalu an-nabiyyin” (yang termulia dari nabi-nabi). Karena Rasulullah telah menyatakan diri sebagai “as-sayyid” (yang dipertuan) manusia:
عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ قَالَ سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ إِنِّي َلأََوَّلُ النَّاسِ تَنْشَقُّ اْلأََرْضُ عَنْ جُمْجُمَتِي يَوْمَ الْقِيَامَةِ وَلاَ فَخْرَ وَأُعْطَى لِوَاءَ الْحَمْدِ وَلاَ فَخْرَ وَأَنَا سَيِّدُ النَّاسِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ وَلاَ فَخْرَ وَأَنَا أَوَّلُ مَنْ يَدْخُلُ الْجَنَّةَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ ولاَ فَخْرَ…..
Dari Anas bin Malik ra., Nabi saw. bersabda: Sesungguhnya saya adalah orang pertama yang dibangkitkan oleh Allah dari liang lahat besuk di hari kiamat dan saya tidak sombong. Saya diberi lambang pujian dan saya tidak sombong. Saya yang dipertuan dari segenap anak cucu Adam besuk di hari kiamat dan saya tidak sombong. Saya orang pertama yang masuk kedalam surga dan saya tidak sombong..... HR. Darimi ( Mukaddimah: 52), Turmudzi (Manaqib: 3543), Ahmad (Baqi Musnad Muktsirin: 12013)
Khatam dalam arti “yang paling mulia” atau “utama” dapat ditemukan dalam riwayat yang berbunyi:
اِنَّ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ قَالَ لِعَلِىٍّ: أَنَا خَاتَمُ الأَنْبِيَاءِ وَ أَنْتَ يَا عَلِى خَاتَمُ الأَوْلِيَاءِ
"Rasulullah saw. Berkata kepada Ali: “Saya adalah al-khatam untuk para Nabi, sedangkan kamu adalah al-khatam untuk para wali”[1]
Pengertian  al-khatam di atas adalah keutamaan, artinya: Muhammad adalah Rasul yang paling utama di antara para Rasul sedangkan Ali adalah paling utama di antara para wali. Bukan berarti Muhammmad penutup para Rasul dan Ali penutup para wali.
Jika kata "khatamun nabiyyin" pada surat al-Ahzab : 40 diartikan "penutup para nabi", maka yang ditutup itu adalah nabi Allah yang membawa syariat. Nabi yang tidak membawa syariat tidak ditutup oleh Nabi Muhammad saw., sehingga masih terbuka lahirnya nabi baru setelah beliau. Diantara nabi baru setelah Rasulullah saw. adalah Mirza Ghulam Ahmad.
3. Ahmad Mushadeq mengaku reinkarnasi Nabi Isa al-Masih
Dalam pandangan Mirza Ghulam Ahmad, nabi Isa ditangkap dan disalib tetapi tidak sampai mati, hanya pura-pura mati. Setelah itu pergi ke India dan meninggal pada usia 120 tahun, di makamkan di Mahallah Srinagar Kasymir India. Mirza Ghulam Ahmad mengaku lahir sebagai reinkarnasi (titisan) Nabi Isa as. Yang kedatangannya telah diberitakan oleh Rasulullah saw.:
عَنْ ابْنِ الْمُسَيَّبِ أَنَّهُ سَمِعَ أَبَا هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ يَقُولُ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَالَّذِي نَفْسِي بِيَدِهِ لَيُوشِكَنَّ أَنْ يَنْزِلَ فِيكُمْ ابْنُ مَرْيَمَ حَكَمًا مُقْسِطًا فَيَكْسِرَ الصَّلِيبَ وَيَقْتُلَ الْخِنْزِيرَ وَيَضَعَ الْجِزْيَةَ وَيَفِيضَ الْمَالُ حَتَّى لاَ يَقْبَلَهُ أَحَدٌ   

"Dari Abu Hurairah, Rasulullah saw. bersabda: "Demi diriku yang berada dalam kekuasaanNya, sungguh Isa Almasih putera Maryam turun di kalangan kamu sebgai hakim yang adil, mematahkan salib, membunuhi babi, menghentikan pajak, dan melimpahkan harta sehingga tidak satu pun orang yang mau menerima zakat." (H.R.  Bukhari 2070, 3192; Muslim 220-221; Turmuzi 2159; Abu Daud 3766; Ibnu Majah 4068; Ahmad 6971, 7354, 7562)

BANTAHAN
1. Jangan sembarangan menafsirkan Al-Qur'an
Perlu diingat, dalam menafsirkan Al-Qur'an hendaklah kita mengingat peringatan Rasulullah saw. yang berbunyi:
عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَنْ قَالَ فِي الْقُرْآنِ بِغَيْرِ عِلْمٍ فَلْيَتَبَوَّأْ مَقْعَدَهُ مِنْ النَّارِ قَالَ أَبُو عِيسَى هَذَا حَدِيثٌ حَسَنٌ صَحِيحٌ
"Dari Ibnu Abbas, Rasulullah saw. bersabda: "Barang siapa yang berkata (menafsirkan) Al-Qur'an tanpa ilmu, maka sediakanlah tempat duduknya di neraka." (H.R. Turmuzi no. 2874; Ahmad no. 1965, 2303)
عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ اتَّقُوا الْحَدِيثَ عَنِّي إِلاَّ مَا عَلِمْتُمْ فَمَنْ كَذَبَ عَلَيَّ مُتَعَمِّدًا فَلْيَتَبَوَّأْ مَقْعَدَهُ مِنْ النَّارِ وَمَنْ قَالَ فِي الْقُرْآنِ بِرَأْيِهِ فَلْيَتَبَوَّأْ مَقْعَدَهُ مِنْ النَّارِ قَالَ أَبُو عِيسَى هَذَا حَدِيثٌ حَسَنٌ
"Dari Ibnu Abbas, Rasulullah saw. bersabda: "Jagalah dirimu dari hadis (yang mengatasnamakan) aku, kecuali betul-betul kamu ketahui (bahwa hadis itu dari aku). Barang siapa sengaja  berdusta atas namaku, maka sediakanlah tempat duduknya di neraka. Dan siapa yang menafsirkan Al-Qur'an dengan pikirannya (menurut pendapatnya sendiri), maka sediakanlah tempat duduknya di neraka." (H.R. Turmuzi no. 2875)
2. Tidak ada Nabi setelah Nabi Muhammad saw.
Rasulullah sudah menyatakan bahwa setelah dia tidak ada nabi lagi:
حَدَّثَنِي مُحَمَّدُ بْنُ بَشَّارٍ حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ جَعْفَرٍ حَدَّثَنَا شُعْبَةُ عَنْ فُرَاتٍ الْقَزَّازِ قَالَ سَمِعْتُ أَبَا حَازِمٍ قَالَ قَاعَدْتُ أَبَا هُرَيْرَةَ خَمْسَ سِنِينَ فَسَمِعْتُهُ يُحَدِّثُ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ كَانَتْ بَنُو إِسْرَائِيلَ تَسُوسُهُمْ الأََنْبِيَاءُُ كُلَّمَا هَلَكَ نَبِيٌّ خَلَفَهُ نَبِيٌّ وَإِنَّهُ لاَ نَبِيَّ بَعْدِي وَسَيَكُونُ خُلَفَاءُ فَيَكْثُرُونَ قَالُوا فَمَا تَأْمُرُنَا قَالَ فُوا بِبَيْعَةِ الأََوَّلِ فَالأَوَّلِ أَعْطُوهُمْ حَقَّهُمْ فَإِنَّ اللَّهَ سَائِلُهُمْ عَمَّا اسْتَرْعَاهُمْ   (بخاري)
Dari Abu Hurairah ra. Nabi saw. Bersabda: “Dulu Bani Israil selalu diiringi oleh Nabi-nabi, setiap nabi wafat diganti oleh nabi berikutnya. Dan sesungguhnya tidak ada nabi sesudah aku, yang ada hanya para khalifah. Mereka (para sahabat) bertanya: “apa perintahmu untuk kami semua?” Nabi menjawab: Tepatilah dengan berbaiat secara berurutan mulai dari khalifah pertama, dan berikanlah hak-hak mereka. Sesungguhnya Allah akan meminta pertanggungjawaban terhadap kepemimpinannya.” (H.S. Bukhari no. 3196; Muslim 3429; Ibnu Majah 2862; Ahmad 7619)
عَنْ أَنَسُ بْنُ مَالِكٍ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنَّ الرِّسَالَةَ وَالنُّبُوَّةَ قَدْ انْقَطَعَتْ فَلاَ رَسُولَ بَعْدِي وَلاَ نَبِيَّ قَالَ فَشَقَّ ذَلِكَ عَلَى النَّاسِ فَقَالَ لَكِنْ الْمُبَشِّرَاتُ قَالُوا يَا رَسُولَ اللَّهِ وَمَا الْمُبَشِّرَاتُ قَالَ رُؤْيَا الْمُسْلِمِ وَهِيَ جُزْءٌ مِنْ أَجْزَاءِ النُّبُوَّةِ وَفِي الْبَاب عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ وَحُذَيْفَةَ بْنِ أَسِيدٍ وَابْنِ عَبَّاسٍ وَأُمِّ كُرْزٍ وَأَبِي أَسِيدٍ قَالَ هَذَا حَدِيثٌ حَسَنٌ صَحِيحٌ غَرِيبٌ مِنْ هَذَا الْوَجْهِ مِنْ حَدِيثِ الْمُخْتَارِ بْنِ فُلْفُلٍ      
Dari Anas bin Malik, Rasulullah saw. Bersabda: “Sesungguhnya kerasulan dan kenabian benar-benar telah terputus (terhenti). Oleh karena itu tidak ada lagi rasul maupun nabi sesudahku.” Anas berkata: “Ini yang membuat orang-orang merasa susah.” Lalu beliau bersabda: “Tetapi masih ada mubasysyirat.” Mereka (sahabat) bertanya: “Apa mubasysyirat itu?” Beliau bersabda: “ Mimpi seorang muslim, dan mimpi tersebut merupakan salah satu bagian dari kenabian.” (H.R. Turmudzi 2198; Bukhari 6468; Muslim 4201; Ibnu Majah 3883)
عَنْ الطُّفَيْلِ بْنِ أُبَيِّ بْنِ كَعْبٍ عَنْ أَبِيهِ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ مَثَلِي فِي النَّبِيِّينَ كَمَثَلِ رَجُلٍ بَنَى دَارًا فَأَحْسَنَهَا وَأَكْمَلَهَا وَأَجْمَلَهَا وَتَرَكَ مِنْهَا مَوْضِعَ لَبِنَةٍ فَجَعَلَ النَّاسُ يَطُوفُونَ بِالْبِنَاءِ وَيَعْجَبُونَ مِنْهُ وَيَقُولُونَ لَوْ تَمَّ مَوْضِعُ تِلْكَ اللَّبِنَةِ وَأَنَا فِي النَّبِيِّينَ مَوْضِعُ تِلْكَ اللَّبِنَةِ وَبِهَذَا الأِِسْنَادِ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ إِذَا كَانَ يَوْمُ الْقِيَامَةِ كُنْتُ إِمَامَ النَّبِيِّينَ وَخَطِيبَهُمْ وَصَاحِبَ شَفَاعَتِهِمْ غَيْرُ فَخْرٍ قَالَ أَبُو عِيسَى هَذَا حَدِيثٌ حَسَنٌ صَحِيحٌ غَرِيبٌ  (الترميذي فى كتاب مناقب عن رسول الله)
“Perumpamaan aku dengan para nabi yang lain bagaikan seorang laki-laki yang membangun sebuah rumah, kemudian rumah itu ia perindah dan ia sempurnakan. Namun pada bangunan itu, ia meninggalkan sebuah tempat kosong (lubang tembok) untuk sebuah batu bata merah yang tidak ia letakkan. Lalu orang dating mengelilingi bangunan itu sambil merasa kagum terhadapnya, dan berkata “seandainya lubang itu disempurnakan dengan sebuah batu”. Maka dibandingkan dengan para nabi lainnya, aku inilah batu yang menyempurnakan tempat yang kosong itu.”  (H.R. Turmudzi 3546, 2789; Bukhari 3270; Muslim 4240; Ahmad 14358)
عَنْ ثَوْبَانَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ  …. وَإِنَّهُ سَيَكُونُ فِي أُمَّتِي كَذَّابُونَ ثَلَاثُونَ كُلُّهُمْ يَزْعُمُ أَنَّهُ نَبِيٌّ وَأَنَا خَاتَمُ النَّبِيِّينَ لاَ نَبِيَّ بَعْدِي وَلاَ تَزَالُ طَائِفَةٌ مِنْ أُمَّتِي عَلَى الْحَقِّ قَالَ ابْنُ عِيسَى ظَاهِرِينَ ثُمَّ اتَّفَقَا لاَ يَضُرُّهُمْ مَنْ خَالَفَهُمْ حَتَّى يَأْتِيَ أَمْرُ اللَّهِ
Dari Tsauban ra., Nabi saw. bersabda: “ ... Sesungguhnya akan lahir di kalangan umatku tiga puluh orang pendusta, semuanya mengaku dirinya sebagai Nabi, padahal saya adalah penutup para Nabi dan tidak ada lagi Nabi baru setelah saya. Namun sebagian umatku masih ada yang bertahan dengan kebenaran itu (dalam riwayat Muhammad bin Isa: Sebagian umatku tetap bertahan dalam kemenangan), mereka tidak tergoyahkan oleh ulah orang-orang yang menyelisihinya sampai datang hari kiamat. (H.R. Abu Daud no. 3710; Muslim no. 3544, 5144; Turmudzi no. 2102, 2155; Ibnu Majah no. 10, 3942; Ahmad 21359, 21369, 21415; Darimi no. 211)
عَنْ مُصْعَبِ بْنِ سَعْدٍ عَنْ أَبِيهِ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ خَرَجَ إِلَى تَبُوكَ وَاسْتَخْلَفَ عَلِيًّا فَقَالَ أَتُخَلِّفُنِي فِي الصِّبْيَانِ وَالنِّسَاءِ قَالَ أَلاَ تَرْضَى أَنْ تَكُونَ مِنِّي بِمَنْزِلَةِ هَارُونَ مِنْ مُوسَى إِلاَّ أَنَّهُ لَيْسَ نَبِيٌّ بَعْدِي وَقَالَ أَبُو دَاوُدَ حَدَّثَنَا شُعْبَةُ عَنِ الْحَكَمِ سَمِعْتُا مُصْعَبًا
Sa’ad bin Abu Waqqas ra. berkata: Ketika Nabi saw. keluar menuju perang Tabuk, beliau mempercayakan Ali untuk menjadi khalifah (di Madinah). Ali berkata: Apakah tuan meninggalkan saya bersama anak-anak dan para wanita (yang tidak ikut perang?). Nabi saw. bersabda: Apakah kamu tidak rela bilamana saya samakan dengan Harun terhadap Musa? Hanya saja tidak ada lagi Nabi baru setelah saya.
HR. Bukhari (Maghazi: 4064) (Manaqib: 3430), Muslim (Fadhail al-Shahabah: 4418, 4419, 4420, 4421), Turmudzi (Manaqib: 3658, 3664), Ibnu Majah (Mukaddimah: 112, 118), Ahmad (Musnad Asyrah al-Mubassyarin bi al-Jannah: 1384, 1408, 1423, 1427, 1450, 1465, 1498, 1514, 1522) dengan berbagai sistem sanad dari Sa’ad bin Abu Waqqas dari Nabi saw.
Hadis ini dengan tegas menyatakan bahwa tidak ada Nabi baru setelah Muhammad saw. Keberadaan Ali dalam hal ini adalah sama dengan Harun as. Sebab ketika Nabi saw. meninggalkan Ali pada waktu terjadi perang Tabuk , ia dinobatkan sebagai khalifah bagi Nabi untuk kawasan Madinah rasanya Ali ingin tetap mendampingi Nabi saw. dalam peperangan, maka Nabi saw. bersabda: Saya tinggalkan kamu bukan untuk mengurangi martabatmu sedikitpun , melainkan kuangkat sebagai khalifah di Madinah sebagaimana Musa mengangkat Harun menjadi khalifah bagi kaumnya ketika ia berhilwat ke gunur Thur untuk menghadap Tuhan, maka kedua kasus ini adalah sama, sisi perbedaannya Harun mempunyai sifat kenabian, sedangkan pada Ali sudah terputus kenabian. Dalam riwayat lain dipertegas “Tidak ada lagi kenabian setelah saya” HR. Muslim.
3. Ahmad Mushadeq bukan reinkarnasi nabi Isa Al-Masih (Yesus)
a. Kesalahan kisah kematian dan kebangkitan Yesus (Nabi Isa as) dalam Injil Kristen
Pada Matius 12:38-40, Yesus meramalkan kematiannya dan dikubur di perut bumi selama tiga hari tiga malam, seperti halnya nabi Yunus di perut ikan selama tiga tiga malam:
“Pada waktu itu berkatalah beberapa ahli Taurat dan orang Farisi kepada Yesus: “Guru, kami ingin melihat suatu tanda dari padamu.” Tetapi jawabnya kepada mereka: “Angkatan yang jahat dan tidak setia ini menuntut suatu tanda. Tetapi kepada mereka tidak akan diberikan tanda selain tanda nabi Yunus. Sebab seperti Yunus tinggal di dalam perut ikan tiga hari tiga malam, demikian juga Anak Manusia (Yesus) akan tinggal di dalam rahim bumi tiga hari tiga malam.” (Matius 12:38-40)
Tetapi Matius 27:57-58 dan 28:1-7 menceritakan bahwa Yesus di dalam kubur hanya selama 2 hari 2 malam:
“Menjelang malam (Sabat atau Sabtu) datanglah seorang kaya, orang Arimatea, yang bernama Yusuf dan yang telah menjadi murid Yesus juga. Ia pergi menghadap Pilatus dan meminta mayat Yesus.”  (Mat. 27:57-58)
Dalam tradisi Yahudi dan Islam yang disebut awal hari sabtu adalah saat tenggelamnya matahari (Maghrib) di hari jum’at menurut penanggalan masehi. Atau, awal hari sabtu dalam tradisi Yahudi dan Islam jatuh pada hari jum’at sekitar pukul 17.30 menurut penanggalan masehi.
Matius 27:45-50 menceritakan Yesus mati sekitar jam tiga pada hari Jum’at. Anggap saja proses penurunan mayat Yesus dari kayu salib, memandikan dan mengkafaninya, kemudian membawanya ke kubur membutuhkan waktu satu jam, berarti Yesus baru dikubur pada pukul 16.00 (jam 4 sore) hari Jum’at. Dengan demikian Yesus saat berada di kubur hanya mendapatkan waktu 1,5 jam hari jum’at (16.00-17.30). Pukul 17.30 dan seterusnya adalah milik hari Sabat atau sabtu. Lalu simaklah penjelasan Matius berikutnya:
“Setelah hari Sabat lewat, menjelang menyingsingnya fajar pada hari pertama minggu itu, pergilah Maria Magdalena dan Maria yang lain, menengok kubur itu. ....... Ia telah bangkit dari antara orang mati. Ia mendahului kamu ke Galilea; di sana kamu akan melihat Dia. Sesungguhnya aku telah mengatakannya kepadamu.” (Matius 28:1-7)
Menyingsingnya fajar pada hari Minggu pagi anggap saja pada pukul 05.00. Berarti Yesus dikubur hanya 1,5 hari dua malam (Malam Sabtu dan Malam Minggu). Jika kita mengikuti pernyataan Yesus dalam Matius 12:38-40, seharus Yesus bersemayam di perut bumi dan menghabiskan waktu malam Jum’at, malam Sabtu dan malam Minggu).
Perhitungan bahwa Yesus di kubur atau di perut bumi hanya 1,5 hari juga diakui oleh Lembaga Biblika Indonesia saat memberikan komentar Injil Markus 16:1 yang berbunyi
“Setelah lewat hari Sabat, Maria Magdalena dan Maria ibu Yakobus, serta Salome membeli rempah-rempah untuk pergi ke kubur dan meminyaki Yesus.” (Markus 16:1)
Lembaga Biblika Indonesia menjelaskan:
“ayat 1 ‘meminyaki Yesus’ Persiapan oleh perempuan-perempuan seperti yang diceritakan Markus (dan Lukas yang menuruti Markus) itu kurang masuk akal daripada maksud perempuan-perempuan untuk ‘menengok kubur Yesus’, seperti dikatakan Mat 28:1 dan diandaikan Yoh 20:1. Lepas dari penjaga-penjaga yang menurut Matius ditempatkan pada kubur Yesus, kurang masuk akal bahwa orang mau meminyaki mayat yang sudah satu setengah hari di kubur...”[2]
Sekarang manakah yang benar, Yesus di kubur selama tiga hari tiga malam (Matius 12:38-40)? Ataukah menikmati hari di kubur hanya selama 1,5 hari 2 malam (Matius 27:57-58 dan 28:1-7)?
Sedangkan cerita kebangkitan Yesus dalam Markus 16:9-20 ayat-ayatnya baru ditambahkan kemudian oleh para penyalin Injil tersebut.
Pada Alkitab (Bibel) edisi Indonesia, Injil Markus berakhir pada pasal 16 ayat 20. Begitu pula tafsir Alkitab Liberty Bible Commentary karya tokoh Kristen radikal Amerika Serikat, Jerry Falwell, atau Alkitab versi lainnya, Injil tersebut berakhir pada ayat yang sama.
Sedangkan The Holy Bible New International Version, di bawah pasal 16 ayat 8 terdapat garis tegas yang memisah-kannya dari ayat berikutnya (16:9-20). Di bawah garis tersebut terdapat peringatan yang berbunyi:
“The two most reliable early manuscripts do not have Mark 16:9-20.”[3]
(Dua manuskrip yang paling tua (codex Sinaiticus dan codex Vati­canus) tidak memiliki Markus 16:9-20).
Revised Standard Version tahun 1955 membuang 12 ayat (16:9-20) dan meletakkannya menjadi foot note (catatan kaki) bagi ayat 8.
Jay E. Adams dalam The Christian Counselor’s New Testament, membuang habis 12 ayat tersebut. Setelah ayat 8, dia hanya memberi nomor 9-20 dengan tanda footnote 1 yang berbunyi:
“These verses are ommited by the better MSS. An alternative shorter ending is found in some.”[4]
(Ayat-ayat ini (16:9-20) tidak ada pada manuskrip-manuskrip terbaik. Penutup lebih pendek seperti ini (hanya berakhir pada 16:8) bisa ditemukan pada beberapa versi lainnya).
The Five Gospels, The search for the Authentic Words of Jesus yang ditulis oleh Robert W. Funk, Roy W. Hoover dan The Jesus Seminar sama sekali tidak memuat Markus 16:9-20 dan tidak memberi komentar apa-apa.
b. Kisah bohong: Yesus duduk sebelah kanan Allah di surga
“Sesudah Tuhan Yesus berbicara demikian kepada mereka, terangkatlah Ia ke sorga, lalu duduk di sebelah kanan Allah.” (Markus 16:19)
Ayat ini tampak sekali kebohongannya! Siapa mengintip di langit kalau Yesus duduk di sebelah kanan Allah? Di samping itu, hampir seluruh pakar Alkitab (kitab suci Kristen) menyatakan bahwa ayat-ayat Injil Markus mulai pasal 16 ayat 9 sampai ayat 20 hanyalah tambahan sebagaimana yang telah kami paparkan diatas. Berarti Markus 16:19 termasuk ayat tambahan yang pada naskah aslinya tidak tertulis.
c. Ramalan Bohong Injil Lukas
Begitu pula ramalan Yesus yang tercatat dalam Lukas 24:44-46 yang katanya kematian dan kebangkitannya sudah tertulis dalam kitab Taurat Musa, kitab Nabi-nabi dan Mazmur:
44.  Ia (Yesus pen.) berkata kepada mereka: “Inilah perkataan-Ku, yang telah Kukatakan kepadamu ketika Aku masih bersama-sama dengan kamu, yakni bahwa harus digenapi semua yang ada tertulis tentang Aku dalam kitab Taurat Musa dan kitab nabi-nabi dan kitab Mazmur.”
45.  Lalu Ia membuka pikiran mereka, sehingga mereka mengerti Kitab Suci.
46. Kata-Nya kepada mereka: “Ada tertulis demikian: Mesias harus menderita dan bangkit dari antara orang mati pada hari yang ketiga.
Kalimat: “Mesias harus menderita ......... ketiga” pada ayat 46 ini menurut ayat 44 telah tertulis dalam kitab Taurat, kitab Nabi-nabi dan Mazmur. Menurut ayat 45, bagi yang tidak tahu berarti belum mengerti Alkitab. Ternyata semua pakar Alkitab tidak mengetahui dimana letak bunyi ayat tersebut pada Taurat Musa, kitab Nabi-nabi dan Mazmur.  Pihak Kristen berapologi bahwa konsep Mesias yang menderita memang ditemukan dalam Perjanjian Lama, tetapi bukan dalam bentuk teks seperti yang tertulis dalam Lukas 24:46, melainkan dalam bentuk pengertian atau makna saja yang tersebar dalam kitab Perjanjian Lama: Taurat, Nabi-nabi dan Mazmur.
Tampaknya pastur dan pendeta kurang cerdik untuk membelanya, sebab mereka tidak membandingkan dengan ayat-ayat Injil lainnya yang ternyata bunyi atau teks ayatnya bisa ditemukan pada kitab Perjanjian Lama.

d. Penangkapan dan pembunuhan Nabi Isa al-Masih dalam pandangan Islam
Para ahli tafsir Alqur' an sepakat bahwa orang-orang Yahudi dan Romawi gagal menangkap Yesus, apalagi menyalib maupun membunuhnya dengan jalan apa pun juga. Nabi Isa dapat selamat karena diangkat oleh Allah dan diletakkan di tempat yang terhor­mat. Tetapi mengenai tehnis penyelamatannya, Para mufassirin berbeda pendapat terutama masalah siapa yang diserupakan dengan wajah Nabi Isa itu dan sang Nabi ini pergi:
1. Syaikh Thanthawi Jauhari dalam Tafsirnya menerangkan, bahwa yang ditangkap itu adalah Yudas Iskariot.[5] Begitu pula pendapat Sayid Qutub.[6]
2. Syaikh Muhammad Abduh condong pada pendapat di atas dengan mengatakan, memang Yudas mirip wajah Isa Almasih, seperti George Sale dalam terjemah Al-Qur'annya dalam bahasa Inggris.[7]
3. Asy-Syaukani hanya mengatakan, yang ditangkap dan disalib itu ialah orang yang serupa dengan Nabi Isa, dengan tidak menyebut namanya.[8]
4. Syaikh Ahmad Musthafa Al-Maraghi menenerangkan: "Terjadilah keserupaan pada mereka dan mereka menduga telah menyalib Isa, padahal orang lain. Maka keluarlah beliau (Isa) dari kepungan mereka itu, sedangkan mereka tidak mengetahui. Dan Allah menyelamatkan Isa dari musuh­-musuhnya. Dan kita tahu bahwa sesungguhnya tentara Romawi itu tidak mengenal Nabi Isa.[9]
 5. Az-Zamakhsari menerangkan, yang ditangkap dan yang disalib itu adalah seorang yang mengkhianati Nabi Isa, yang wajahnya diserupakan seperti beliau. Sehingga tentara Romawi mengira bahwa orang itu adalah Nabi Isa.
     Penafsir ini menerangkan arti "syubbiha lahum"  ialah `khuyyilah ilaihi" (dikhayalkan kepadanya), maka artinya ialah: Terjadilah keserupaan kepada mereka ".[10]
6. Ibnu Katsir mengisahkan penangkapan itu dengan beberapa hadis antara lain:
a. Hadis ibnu Abi Hatim dari Ibnu Abbas: "Mereka mengambil pemuda yang persis Almasih yang mereka kira Almasih sendiri, padahal dia naik ke langit."
b. Hadis An-Nasa' i meriwayatkan: "Yang ditangkap itu seorang murid yang paling muda umurnya."
c. Ibnu Jarir mengatakan, Allah mengubah wajah murid Nabi Isa (Yesus) serupa dengan beliau. Maka murid itu maju mengganti gurunya yang dijanjikan sorga baginya, dan dialah yang ditangkap dan disalib itu.
d. Riwayat Ibnu Ishaq mengatakan, orang yang serupa dengan Nabi Isa itu namanya Sirgius.[11]

d. Mirza Ghulam Ahmad bukan Nabi Isa al-Mau'ud (yang dijanjikan)
Menurut Ahmadiyah, Yesus tidak mati disalib dan tidak terangkat ke langit, tetapi mati secara wajar dan dikubur di Mohallah Khanyar Srinagar Kasymir India.
NÎgÏ9öqs%ur $¯RÎ) $uZù=tGs% yxÅ¡pRùQ$# Ó|¤ŠÏã tûøó$# zNtƒótB tAqßu «!$# $tBur çnqè=tFs% $tBur çnqç7n=|¹ `Å3»s9ur tmÎm7ä© öNçlm; 4 ¨bÎ)ur tûïÏ%©!$# (#qàÿn=tG÷z$# ÏmÏù Å"s9 7e7x© çm÷ZÏiB 4 $tB Mçlm; ¾ÏmÎ/ ô`ÏB AOù=Ïæ žwÎ) tí$t7Ïo?$# Çd`©à9$# 4 $tBur çnqè=tFs% $KZŠÉ)tƒ ÇÊÎÐÈ @t/ çmyèsù§ ª!$# Ïmøs9Î) 4 tb%x.ur ª!$# #¹ƒÍtã $\KŠÅ3ym ÇÊÎÑÈ bÎ)ur ô`ÏiB È@÷dr& É=»tGÅ3ø9$# žwÎ) ¨ûsöÏB÷sãs9 ¾ÏmÎ/ Ÿ@ö6s% ¾ÏmÏ?öqtB ( tPöqtƒur ÏpyJ»uŠÉ)ø9$# ãbqä3tƒ öNÍköŽn=tã #YÍky­ ÇÊÎÒÈ

Tidak ada komentar:

Posting Komentar