Abu Bakar yang Amanah Abu Bakar dikenal
memiliki kebiasaan hidup sangat sederhana. Pada suatu hari, seorang
putra mahkota Yaman dalam pakaiannya yang mewah tiba di Madinah.
Dilihatnya Abu Bakar hanya mengenakan dua lembar kain warna cokelat,
yang selembar menutupi pinggang dan yang selembar lagi menutupi bagian
badan yang lainnya. Putra mahkota itu begitu terharu melihat
kesederhanaan khalifah, sehingga dia juga membuang pakaiannya yang indah
itu. Dia berkata, “Di dalam Islam, saya tidak menikmati kepalsuan
seperti ini.”
Abu Bakar selalu cermat dalam mengambil
uang bantuan dari Baitul Mal. Beliau menggunakan secukupnya saja untuk
keperluan hidup minimal setiap hari. Pernah isterinya minta manisan tapi
Abu Bakar tidak punya uang lebih untuk membelinya. Untung, isterinya
punya uang tabungan beberapa dirham, yang lalu diberikannya uang itu
kepada Abu Bakar untuk membeli manisan. Pada akhir perjalanan hidupnya,
Abu Bakar bertanya kepada petugas Baitul Mal, berapa jumlah yang telah
ia ambil sebagai uang tunjangan. Petugas itu memberi tahu bahwa beliau
telah mengambil 6.000 dirham selama dua setengah tahun kekhalifahan. Ia
lalu memerintahkan agar tanah miliknya dijual dan seluruh hasilnya
diberikan kepada Baitul Mal.
Amanatnya sebelum mangkat itu telah
dilaksanakan. Dan untuk seekor unta dan sepotong baju seharga seperempat
rupee milik pribadinya, ia amanatkan agar diberikan kepada khalifah
baru setelah ia meninggal dunia. Ketika barang-barang tersebut dibawa
kepada yang berhak, Umar yang baru saja menerima jabatan sebagai
khalifah mengeluarkan air mata dan berkata, “Abu Bakar, engkau telah
membuat tugas penggantimu menjadi sangat sulit.”
Pada malam sebelum meninggal, Abu Bakar
bertanya pada putrinya Aisyah, berapa jumlah kain yang digunakan sebagai
kain kafan Nabi. Aisyah menjawab, “Tiga.” Seketika itu juga ia bilang
bahwa dua lembar yang masih melekat di badannya supaya dicuci, sedangkan
satu lembar kekurangannya boleh dibeli. Dengan berurai air mata Aisyah
berkata bahwa dia tidaklah sedemikian miskinnya, sehingga tidak mampu
membeli kain kafan untuk ayahnya. Khalifah menjawab, kain yang baru
lebih berguna bagi orang yang hidup dari pada orang yang sudah
meninggal.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar